Pamer Kecantikan di Medsos
Meski usiaku sudah hampir 46 tahun, kuakui parasku masih sangat cantik. Setidaknya, masih lebih cantik dibandingkan wanita lain seusiaku. Kulit wajahku masih halus, belum ada kerutan sedikit pun. Binar mataku masih bening. Bibirku yang tak terlalu tipis masih sangat sensual. Ditambah dengan hidungku yang mancung dan daguku yang wow, kurasa wajahku masih cukup sempurna untuk dikatakan cantik.
Dadaku pun masih kencang. Pantat bulatku masih belum melorot. Tubuhku masih cukup langsing untuk ukuran wanita seusiaku. Pokoknya, aku merasa kecantikanku belum pudar. Itulah sebabnya sampai saat ini masih banyak orang yang suka mengagumi dan memuji kecantikanku. Tidak percaya?
Ya, selama ini aku memang suka memamerkan kecantikanku di media sosial. Boleh dibilang, setiap hari aku mengunggah foto-fotoku dengan berbagai gaya yang sangat menarik. Dari foto-foto yang aku unggah itulah kemudian aku mendapatkan banyak komentar yang boleh dibilang semuanya mengagumi dan menyanjungku.
Kata mereka, aku sangat cantik. Juga anggun dan menawan. Bodiku pun dibilang sangat seksi. Pokoknya, tak ada seorang pun di antara mereka yang mencelaku. Aku benar-benar sangat menikmati berbagai sanjungan yang mereka sampaikan. Karenanya, aku jadi semakin bersemangat untuk terus berfoto di berbagai kesempatan dengan berbagai gaya dan kemudian mengunggahnya di media sosial. Aku pun terus menuai banyak pujian.
Apakah yang telah aku lakukan itu salah? Kurasa tidak! Banyak wanita lain yang juga melakukannya. Mereka pun tampak sangat menikmatinya. Jika banyak wanita lain yang melakukannya, tentu aku pun boleh melakukannya bukan?
Namun, seusai mengikuti pengajian semalam, hatiku benar-benar bergetar. Pak Kiai mengatakan bahwa hal semacam itu tak boleh wanita lakukan. Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini! [*]
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kalau Bapak2 pamer apa ya?
Apa ada yang bisa dipamerkan? Pamer jambang dan kumis mungkin, Pak.
Kena tilang...hadew, Pak!
Hehehe... iya, Pak. Salam sukses, Pak!
Skak!Bapak ini,Selalu deh...Memberi nasehat yang terbungkus dengan rapi..Rapi sekaliAkan sangat telak mengenai sasarannya.Nuwun sanget...Bapak Edi..
Terima kasih sekali, Bu Lia. Semoga tulisan tersebut ada manfaatnya. Sami2, Bu Lia.
Pencerahan yang luar biasa. Sangat sering terjadi di sekitar kita. Terima kasih Pak Edi...semoga para wanita semakin kontrol diri...
Amin. Semoga saja, Bu Lupi.
Masya Allah, sangat bermanfaat. Semoga Allah senantiasa membimbing diri ini untuk tidak melakukan hal demikian. Jazakallah khoi, untuk tulisan sarat makna ini, Pak Edi. Semoga sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah..., Pak Edi.
#Jazakallah khoir#
Alhamdulillah... Ya Bu, untuk mengingatkan diri kita. Semoga Bu Raihana pun selalu sehat, bahagia, dan sukses. Amin.
Masya Allah, sentilan yang cukup menonjok. Semoga saya pun terhindar dari hal seperti itu. Terima kasih sudah mengingatkan Pak Edi. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Untuk mengingatkan diri kita, Bu. Semoga Bu Ropi juga bisa menghindarinya. Sukses juga untuk Bu Ropi.
Saya sudah jarang memajang foto di medsos terutama facebook Pak Edi .... Paling sesekali ganti foto profil WA...Ada rasa yang mengganjal ketika foto kita terpampang di halaman medsos yang dilihat banyak orang.....Ulasan yang bagus Pak Edi....Sugeng enjang....
Iya, Bu. Sedapat mungkin dihind
Iya, Bu. Sedapat mungkin dihindari. Sugeng enjing ugi lan sugeng napa kemawon.
MasyaAllah. Baru baca tulisan bapak. Terima kasih sudah mengingatkan.Sukses selalu, pak.
Sama2, Bu. Ayo mulai menulis.
Luar biasa... Pak Edi telah menjadikan menulis sembari menyuarakan kebenaran. Rasa bangga thd diri krn pujian menggiring kita kpd ria....dan rasa ria itu akan bermuara pd "syirik ringan".... demikian yg kudengar dari pengajian. Dosa besar tentunya.... Trmksh tulisan ini tlh mengingatkan saya... dan smg jd amal ibadah buat Bpk. Slm sehat selalu... Pak Edi.
Terima kasih sekali, Bu Enggra. Kita memang wajib saling mengingatkan dalam kebaikan dan kebenaran, semampu kita tentunya. Semoga Bu Enggra pun selalu sehat dan bahagia. Amin.
Tulisan pencerahan yang bagus, sukses buat bapak
Terima kasih sekali, Bu Hasanah. Sukses juga buat Ibu. Ayo menulis kagi!