Gunakan Kata Baku
Ketika membuat tulisan untuk dipublikasikan, seyogyanya penulis menggunakan kata-kata baku. Apa yang dimaksud kata baku? Kata baku adalah kata yang sudah benar ejaannya menurut aturan maupun kaidah bahasa Indonesia. Sumbernya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Dengan demikian, setiap penulis seyogyanya tidak mengabaikan KBBI. Saat merasa ragu atas kebenaran penulisan kata-kata tertentu, buka saja KBBI online misalnya. Dari KBBI itulah penulis akan mendapatkan kepastian atas kebenaran penulisan kata-kata yang masih diragukannya tersebut.
Membiasakan diri menggunakan kata-kata baku, bukan saja besar manfaatnya bagi penulis untuk meningkatkan kemampuan menulisnya, melainkan juga sangat berguna untuk mendidik masyarakat (pembaca) agar bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Harus diakui, sampai saat ini masih ada beberapa penulis yang kadang menggunakan kata-kata tak baku pada tulisan yang dibuatnya. Contohnya kata do'a, handal, hutang, hembus, himbau, hisap, insyaf, kalo, nafas, resiko, sekedar, tau, dan aja. Menurut KBBI, kata- kata tersebut seharusnya ditulis doa, andal, utang, embus, imbau, isap, insaf, kalau, napas, risiko, sekadar, tahu, dan saja.
Mulai saat ini, sebaiknya penulis tak malas membuka KBBI. Siapa lagi yang harus meningkatkan kemampuan menulis kalau bukan diri sendiri? [*]
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terima kasih tak lelah mengingatkan Pak..Semoga selalu sehat dan sukses...
Ya, Bu. Kita memang perlu saling mengingatkan. Semoga Bu Lupi pun selalu sehat.
Terus Pak diingatkan. Saya termasuk yang sering lupa. Terima kasih selalu mengingatkan. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Ya, Bu. Insyaallah saya akan berusaha semampu saya. Sukses juga untuk Bu Ropi.
Assalamulaikum Salam kenal pak. Mohon bimbingannya juga pak
Waalaikumsalam w.w. Terima kasih, Bu Susi. Salam kenal kembali. Insyaallah akan saya sempatkan, Bu.
"....masih ada beberapa penulis yang kadang tidak menggunakan...." (paragraf 4). mungkin itu maksud Pak Edi, tambahkan kata (tidak) ya Pak! Maaf pak, alhamdulillah saya sudah mulai teliti semenjak berteman dengan Pak Edi Prasetyo. Saya yakin beliau tidak akan berkecil hati atas komentar saya ini...he..he... Salam literasi Pak....Mari kita saling berbagi! Barakallah.
Sudah benar, Bu. Kalau ditambah kata "tidak" malah salah karena pada bagian belakang kalimat digunakan frasa "kata kata tak baku".
Oh ya, ada "tak" ya Pak. Tadinya tak kelihatan oleh saya. Ampuuun.... Saya kualat kalau begitu? Maaf Pak... ternyata hatihati saja tidak cukup buat saya. Harusnya "super hatihati". Alhamdullah.... ada hikmahnya, saya belajar lagi. Barakallah.
Hehehe... Tidak apa apa, Bu. Sangat saya hargai keinginan Bu Enggra untuk lebih berhati hati dan teliti dalam menulis. Teruslah berkarya, semoga sukses.
Pak Edi, apakah untuk penulisan puisi menggunakan kata baku? Kalau benar, saya sering menggunakannya pak.
Iya, Bu. Kalaupun ada kosa kata dari bahasa daerah yang digunakan, tulislah dengan huruf miring kemudian di bagian bawah ditulis terjemahannya dalam bahasa Indonesia agar orang dari daerah lain mengetahui maksudnya.
Terima kasih ilmunya, pak. Sangat bermanfaat sekali.. Salam santun
Alhamdulillah. Syukur kalau bermanfaat, Bu.
Assalamualaik. Lam kenal pak, sudah saya follow, follow back ya pak, hehehe...mohon bimbingan pastinya. Salam literasi