Edi Prasetyo

Tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah. Sejak masih kuliah di IKIP Yogyakarta gemar menulis. Pernah menjadi guru di SMAN 1 Sokaraja, Banyumas 18 tahun, KS SMAN 1 S...

Selengkapnya
Navigasi Web

Penulis Stres

Ponijo benar-benar merasa heran. Tukiman, temannya yang biasanya selalu ceria, tadi pagi tampak begitu murung sembari memijit-mijit keningnya.

"Kamu kenapa, Man? Sedang kurang sehat?" ujar Ponijo sembari menepuk-nepuk pundak teman akrabnya yang belakangan ini suka menulis di media online tu.

"Iya, Jo. Selain masih demam dan pusing, aku juga stres," jawab Tukiman pelan sembari terus memijit-mijit keningnya.

"Stres? Memangnya kenapa kok kamu sampai stres?" Ponijo tampak keheranan.

"Bagaimana aku tidak stres, Jo? Sudah 17 hari aku rutin menulis dalam rangka mengikuti tantangan. Apa saja aku tulis. Bukan hanya kegiatan-kegiatan di sekolah yang aku tulis. Istriku yang suka cemburu, bahkan kucingku yang punya anak pun aku tulis. Meski sampai larut malam dan mengantuk, aku tetap memaksa untuk bisa menulis. E, pada hari ke-18 aku tidak kuat. Aku demam dan pusing sehingga tidak bisa menulis. Tentu saja keinginanku untuk mendapatkan sertifikat bisa gagal karena aku harus mengulanginya dari hari pertama lagi." Tukiman memberi penjelasan sambil menggeleng-gelengkan kepala. Tapi Ponijo justru tampak tersenyum.

"Mengapa harus sampai stres begitu, Man? Menulis itu rileks saja. Tidak perlu sampai merasa tertekan. Kalau ingin menulis, menulislah. Kalau sedang tidak mau, ya jangan memaksa. Lagipula, penulis itu perlu menjaga kualitas tulisannya. Jangan asal menulis demi mengejar target. Untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas, dibutuhkan waktu yang cukup untuk perenungan," ujar Ponijo sok tahu.

"Tapi, kalau target tidak tercapai, nantinya aku tidak bisa mendapatkan sertifikat, Jo," ujar Tukiman tegas. Ponijo pun terkekeh.

"Tukiman, Tukiman. Tujuanmu menulis itu untuk mengembangkan kemampuan menulis atau demi mendapatkan selembar sertifikat sih?" Ponijo menatap tajam mata sahabatnya itu sembari memegangi kedua pundaknya.

Tukiman terperangah. Ia tak menjawab pertanyaan temannya itu. Seketika ia rangkul sahabatnya itu.

"Terima kasih kamu telah mengingatkanku, Kawan," ujar Tukiman sembari menepuk-nepuk pundak Ponijo. [*]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Akhirnya keluar juga pak Edi. Kados pundi pawartosipun. Mugi tansah sehat selalu.

14 Feb
Balas

Hehehe... Selama ini saya cuma mengamati secara berkala tulisan kawankawan kok, Pak. Alhamdulillah saya sehat saja. Kemarin menengok anak yg di Jogja, sekarang yg di Bogor. Semoga Pak Agus juga selalu sehat. Lanjutkan!

14 Feb

Nggih Pak. Nga dinonga kemawon.

14 Feb

Matur nuwun, Pak Agus.

14 Feb

Man Tukiman.... inspiratif Pak Edi.. Salam sehat dan sukses. Banyaknya peserta tantangan membuat kesulitan mencari artikel Bapak.. Heheheh...

14 Feb
Balas

Hehehe... Saya memang sudah agak lama tidak menulis kok, Bu. Sementara hanya mengamati tulisan teman teman. Semoga Bu Lupi pun selalu sehat dan sukses.

15 Feb

Alhamdulillah..., akhirnya Pak Edi datang membawa "mutiara hikmah" yang mengingatkan kembali apa sebenarnya tujuan menulis. Jazakallah khoir, Pak. Salam literasi. Semoga Pak Edi dan keluarga sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah..., Pak Edi.

14 Feb
Balas

Hehehe... Sedang ada urusan keluarga, Bu. Sementara saya menjadi pengamat dulu. Terima kasih sekali atas doa Bu Raihana. Semoga Bu Raihana pun selalu sehat, bahagia, dan sukses. Amin. Salam literasi.

14 Feb

Nggih pak, alhamdulillah ndak stress saya.. Hehe

14 Feb
Balas

Hhhh.... ya, Bu. Syukur kalau Ibu tidak stres. Teruslah bersemangat untuk menulis. Semoga sukses.

14 Feb

Cerita yang merupakan muhasabah diri. Semoga terhindar dari hal demikian. Sukses selalu dan barakallahu fiik

15 Feb
Balas

Terima kasih atas apresiasinya, Bu. Semoga Bu Ropi selalu sehat, sukses, dan bahagia.

15 Feb

Akhirnya kata kata ini keluar juga sebagai penguat motivasi untuk tidak menulis karena sesuatu (sertifikate). Soalnya sdh pengalaman saya, dikirim atau dpt sertifikate menulis by email 4x gada 1 pun yg sdh sy print. Jd, td tuh saya sudah bergumam ayah. Buat apa jg sih sertifikate? Intinya klw mau menulis ya tulis. Klw nggak gak usah jd beban. apalagi sy sdh remedial 2x

14 Feb
Balas

Bagus itu, Bu Aan. Teruslah menulis dan berusaha untuk meningkatkan kualitas tulisan secara merdeka dan tanpa beban.

15 Feb

Alhamdulillah, ada teman yang mau mengingatkan tujuan awal bergabung di sini. Bukan sekedar latah, tetapi bagaimana kita mau menumbuh kembangkan semangat menulis.

14 Feb
Balas

Ya betul, Bu Rahma. Hal itulah yang justru lebih penting daripada sekadar mendapatkan serifikat.

14 Feb

Cerita masih lumayan Pak, sudah sampai pada beberapa hari. Sedangkan saya rencana memposting tulisan tantangan pertama pada hari ke 11, eh....malah sampai hari ke31 baru memposting.Setiap saya menghadapi laptop, katakata yang akan saya rangkai sewaktu memasak dan aktivitas hilang entah kemana.Saya coba, membuat beberapa tulisan dulu untuk persiapan dan latihan konsisten sendiri, kemarin pun gagal.Hari ini, saya posting dan saya coba untuk berhasil konsisten, serta menyiapkan ide ATM (Amati Tiru dan Modifikasi) seperti anjuran Pak Eko.Mudahmudahan berhasil, mohon bimbingan dan doa restu.

14 Feb
Balas

Hehehe... Jadi Ibu belum mulai menulis? Tidak apaapa. Mulai kapan pun boleh kok. Kalau Ibu mendapat ide, catat saja dulu. Setelah ada kesempatan baru ditulis. Semoga sukses, Bu Munzuro.

14 Feb

alon alon asal kelakon jo ..ojo kesusu ora apik mengko santuy'ae

15 Feb
Balas

Iya, Bu. Menulis itu santai saja sehingga tak akan merasa tertekan.

16 Feb

Pencerahan luar biasa. Sehat dan sukses pak Edi

15 Feb
Balas

Alhamdulillah. Terima kasih sekali atas doa Bu Hasanah. Semoga Bu Hasanah pun selalu sehat dan sukses. Amin.

15 Feb

Tulisan pak Edi Prasetyo mirip sekali dengan perenungan saya kmrn, pas temanteman posting sukses menulis 30 hari dan berhak mendapat sertifikat biru, mendadak hati saya ciut. Sehingga perlu melakukan muhasabah... sebenarnya kita untuk apa sih ikut tantangan menulis... Kisah Ponijo di atas menohok saya pak Edi... saya sempat merenung, kenapa sejak ikut tantangan merasa terbebani... bukankah seharusnya menulis itu tanpa beban...Akhirnya saya kembali ke niat awal saja... dapat tidak dapat sertifikat biru, perak atau emas nggak masalah... yang penting kita sudah membangun kebiasaan menulis setiap hari walau sesibuk apapun...Salam kenal pak... Salam semangat Literasi

14 Feb
Balas

Alhamdulillah... Bu Rifni sudah menyadari hakikat menulis yang hendaknya dipahami oleh setiap penulis. Terima kasih sekali Bu Rifni mau berkenalan dg saya. Salam kenal kembali, Bu.

14 Feb

https://rifnihayati.gurusiana.id/article/2020/2/tafakursejenak661072

14 Feb
Balas

Ketika saya bergabung di gurusiana, niat saya ingin mencoba menulis. Walaupun belum pernah ikut pelatihan menulis. Alhamdulillah, temanteman di sini sangat mendukung, walau kita tidak saling kenal. Insyaallah enggak stress pak.

14 Feb
Balas

Itu niat yang sangat bagus, Bu. Teruslah bersemangat untuk menulis. Kita saling mendukung kok.

15 Feb

E alah jo jo , mbok reneo tak pijiti...

15 Feb
Balas

Hehehe... Bu Yarnita bisa berbahasa Jawa juga ternyata.

15 Feb



search

New Post